PENDAHULUAN
1. Standar Kompetensi Mata Latih
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka
penulisannya.
2. Kompetensi Dasar
Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan mampu:
a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah
b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel untuk jurnal, makalah bahan seminar dan laporan penelitian
3. Prasyarat Mata Latih
Mata latih ini diharapkan diikuti oleh peserta yang telah lulus mengikuti Metodologi Penelitian di Program S1.
4. Metode dalam Mempelajari Buku Ajar:
Untuk lebih mudah memahami buku ajar ini maka, peserta pelatihan harus :
a. Membaca bagian petunjuk yang terdapat dalam buku, hal ini dilakukan untuk menghindari kerancuan materi.
b. Berlatih mengerjakan tugas atau soal-soal yang terdapat dalam buku ajar
c. Berdiskusi dengan teman-teman dalam kelompok kerja untuk mendalami suatu permasalahan/topik.
d. Membuat laporan kegiatan.
BAB I
RAGAM KARYA ILMIAH DAN SISTEMATIKA PENULISANNYA
Pengantar
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan
oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan
yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai
jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar
atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi
lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan
(referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan
skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan
pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya
ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana
untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian, sebab dalam
beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang
melakukan “verifikasi” proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan
sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan
dasar untuk melakukan penelitian.
Ketika kita membuat tulisan ilmiah, disadari atau tidak, kita membangun
narasi yang memberikan suatu makna naratif. Mode naratif, dalam konteks
ini, tidaklah terbatas pada kajian pustaka atau kasus, tetapi pada salah
satu dari dua mode dasar dan kognitif yang universal, yakni mode
naratif itu sendiri dan mode logika-ilmiah. Berbeda dari mode logika
ilmiah yang berupaya mencari kondisi-kondisi kebenaran, mode naratif
secara kontekstual berupaya mencari hubungan-hubungan tertentu di antara
kejadian-kejadian. Hubungan-hubungan di antara kejadian-kejadian inilah
yang disebut makna (Hempel dalam Winarno, dkk, 2004:16).
Kapan saja kita menulis tulisan ilmiah, sesungguhnya kita menuturkan
semacam cerita, atau sebagian dari narasi yang lebih luas. Sebagian dari
cerita yang kompleks diuraikan lebih konkret dan dekat dengan kita,
sedangkan yang lainnya lebih abstrak, berjarak dari pengalaman kita, dan
memantapkan hegemoni yang sudah ada. Malahan tak hanya sebatas itu.
Ketika kita memaparkan cerita, kerap kali kita mempertautkan kajian kita
dengan sesuatu yang meta naratif. Misalnya, bagaimana kajian kita dalam
menyumbangkan suatu gagasan baru bagi ilmu pengetahuan tertentu.
Laporan penelitian konversional menggambarkan subteks yang digerakkan
oleh narasi: teori (tinjauan pustaka adalah masa lampau atau penyebab
peneliti melakukan sebuah kajian ke masa depan – penemuan dan implikasi
(bagi peneliti, yang diteliti, dan ilmu (pengetahuan). Oleh karena itu,
struktur narasi adalah praoperatif atau prakonsepsi, tidak soal apakah
seseorang menulis dalam mode naratif atau mode logika-ilmiah. Karya
ilmiah dibedakan menjadi artikel, makalah dan leporan penelitian.
Berikut ini akan dipaparkan mengenai ragam karya ilmiah.
A. Ragam Karya Ilmiah
1. Artikel
a. Pengertian Artikel
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam
jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah
dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati.
Artikel yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan
penulis lainnya dapat diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka,
atau hasil pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisan dan
isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel
hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis
skripsi dan tesis sangat dianjurkan menuliskan kembali karyanya dalam
bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.
b. Sistematika Penulisan Artikel
Setiap Perguruan Tinggi memiliki sistematika penulisan jurnal, sesuai
selingkung jurnal yang ditetapkan. Secara garis besar, artikel dalam
sebuah jurnal ini perlu ditulis dengan sistematika yang berbeda agar
para pembaca jurnal dapat segera mengenali jenis artikel yang dibacanya
secara cepat dari sistematikanya, apakah artikel itu merupakan hasil
penelitian atau hasil pemikiran konseptual. Yang paling membedakan
keduanya bahwa dalam artikel hasil penelitian harus ada bagian yang
diberi subjudul “metode” dan “hasil”. Sedangkan dalam artikel konseptual
tidak ada bagian yang diberi subjudul seperti itu. Artikel konseptual
biasanya terdiri dari beberapa unsur pokok, yaitu judul, nama penulis,
abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti atau pembahasan,
penutup, dan daftar rujukan. Uraian singkat tentang unsur-unsur tersebut
disampaikan di bawah ini:
1) Judul
Judul artikel konseptual hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah
yang dibahas. Pilihan kata-kata yang tepat, mengandung unsur-unsur utama
masalah, jelas dan setelah disusun dalam bentuk judul harus memiliki
daya tarik yang cukup kuat bagi pembaca. Judul dapat ditulis dalam
bentuk kalimat berita atau kalimat tanya. Salah satu ciri penting judul
adalah “provokatif”, yaitu merangsang pembaca untuk membaca artikel. Hal
ini penting karena artikel konseptual pada dasarnya bertujuan membuka
wacana diskusi, argumentasi, analisis dan sintesis pendapat-pendapat
para ahli atau pemerhari bidang tertentu. Hal ini berguna untuk
menghindari penulisan rasa perbedaan antara junioritas dengan senioritas
dan wibawa atau inferioritas penulis.
2) Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar
profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar kebangsawanan atau
keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga tempat penulis bekerja ditulis
sebagai catatan kaki dihalaman pertama. Jika penulis lebih dari dua
orang, ada dua cara (1) tetap mencantumkan semua nama penulis, (2)
mencantumkan nama penulis utama saja, disertai tambahan dkk (dan
kawan-kawan) atau nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki atau di
tempat lain jika tempat catatan kaki tidak memcukupi.
3) Abstrak dan kata kunci
Abstrak dan kata kunci harus selalu ada dalam setiap artikel yang
ditulis untuk dimuat dalam jurnal. Kata kunci hendaknya disertai 3-5
kata kunci. Kata kunci berisikan istilah-istilah yang mewakili ide-ide
atau konsep-konsep dasar yang terkait dalam artikel. Jika dapat
diperoleh, kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu terkait.
Pada dasarnya, abstrak artikel berisi seperangkat pernyataan yang
ditulis secara ringkas dan padat tentang isi artikel yang dianggap
paling penting dalam sebuah artikel. Bagian kata kunci memuat kata-kata
yang mengandung konsep pokok yang dibahas dalam artikel itu. Pemilihan
kata dianggap kunci informasi ilmiah. Dengan kata-kata kunci itu, suatu
artikel dapat ditemukan dengan mudah jika jurnal yang memuatnya telah
melakukan komputerisasi dalam sistem informasi ilmiah. Tata cara
penulisan abstrak dan kata kunci dalam sebuah jurnal merupakan bagian
penting yang diatur dalam gaya selingkung jurnal ilmiah. Penulis artikel
harus memerhatikan tata cara penulisan abstrak dan kata kunci yang
berlaku untuk sebuah jurnal karena masing-masing jurnal mungkin
mengikuti tata cara yang berbeda-beda.
Dengan membaca abstrak, pembaca diharapkan segera memperolah gambaran
umum masalah yang dibahas di dalam artikel. Ciri-ciri umum artikel
konseptual seperti kritis dan provokatif hendaknya juga sudah terlihat
di dalam abstrak ini, sehingga pembaca tertarik meneruskan bacaannya.
4) Pendahuluan
Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatiam pembaca dan
memberikan acuan (konteks) permasalahan yang akan dibahas, misalnya
menonjolkan hal-hal yang kontroversial atau belum tuntas dalam
pembahasan permasalahan terdahulu. Bagian pendahuluan ini hendaknya
diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang
akan dibahas dan tujuan pembahasan.
5) Bagian inti
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan, analisis,
argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap penulis
mengenai masalah yang dibicarakan. Banyak subbagian juga tidak
ditentukan, tergantung kepada kecukupan kebutuhan penulisan menyampaikan
pikiran-pikiran. Di antara sifat-sifat artikel terpenting yang
seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini adalah kupasan argumentatif,
analitik dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis, sejauh
mungkin juga berisi komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan
instruktif. Walaupun demikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini
tidak terlalu panjang dan menjadi bersifat enumaratif seperti diklat.
Penggunan subbagian dan sub-subbagian yang terlalu banyak juga akan
menyebabkan artikel tampil sepertu diklat.
6) Penutup
Penutup biasanya diisi dengan simpulan atau penegasan pendirian penulis
atas masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya. Banyak penulis yang
berusaha menampilkan segala yang telah dibahas di bagian terdahulu,
secara ringkas. Sebagian penulis menyertakan saran-saran atau pendirian
alternatif. Jika memang dianggap tepat bagain terakhir ini dapat
disajikan dalam subbagian tersendiri. Contoh bagian ini dapat dilihat
pada berbagai artikel atau jurnal. Walaupun mungkin terdapat beberapa
perbedaan gaya penyampaian, misi bagian akhir ini pada dasarnya sama;
mengakhiri suatu diskusi dengan suatu pendirian atau menyodorkan
beberapa alternatif penyelesaian.
2. Makalah
a. Pengertian Makalah
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau
masalah yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan
sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang
tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa
umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu
perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan
perkuliahan lapangan. Pengertian yang lain dari makalah adalah karya
tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu
yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang
logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur
yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk
disajikan dalam forum ilmiah.
b. Karakteristik Makalah
Makalah mahasiswa yang dimaksudkan dalam hal ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan lapangan.
2) Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam suatu mata kuliah.
3) Memperlihatkan kemampuan penulis/mahasiswa tentang permasalahan
teoritis yang dikaji atau dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau
teori yang berhubungan dengan perkuliahan.
4) Memperlihatkan kemampuan para peneliti/mahasiswa dalam memahami isi dari sumber-sumber yang digunakan.
5) Menunjukkan kemampuan peneliti/mahaiswa dalam merangkai berbagai sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.
c. Sistematika Makalah
Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok sebagai berikut :
1) Pendahuluan, memuat tentang persoalan yang akan dibahas antara lain
meliputi latar belakang masalah, fokus dan rumusan masalah, prosedur
pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.
2) Isi, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan penulis dalam
mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan atau masalah
yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian
sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
3) Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis terhadap
diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber
literatur atau data lapangan. Kesimpulan ini mengacu kepada hasil
pembahasan permasalahan dan bukan merupakan ringkasan dari isi makalah.
3. Laporan Penelitian
a. Pengertian laporan penelitian
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu
rangkaian dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan
hasil penelitian. Banyak, bahkan mungkin orang tidak pernah menghitung,
hasil penelitian yang hanya menjadi dokumen mati di
perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi, kelembagaan penelitian, atau
perpustakaan pribadi. Mungkin juga hasil penitian hanya digunakan oleh
penelitinya untuk keperluan kenaikan pangkat, sesudah itu menjadi
dokumen mati. Ketika laporan penelitian selesai dibuat, seharusnya ada
beban moral dan akademik pada diri peneliti untuk mempublikasikannya.
Salah satu kegiatan yang dilakukan peneliti pada keseluruhan kegiatan
ilmiahnya adalah menulis laporan penelitian. Ketika memasuki fase ini,
kemauan dan kemampuan menulis manjadi keniscayaan. Tanpa kemauan dan
kemampuan itu, laporan penelitian tidak akan dapat diselesaikan secara
total, dan kalaupun selesai tidak akan memberi sumbangsih yang berarti
dilihat dari tujuan penelitian.
Secara umum tujuan laporan penelitian adalah melaporkan proses dan hasil
kerja penelitian agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas atau
pemakai, di samping tujuan yang diperuntukkan bagi peneliti sendiri,
seperti mendapatkan angka kredit, dibukukan untuk dikirim ke penerbit,
dikirim ke perpustakaan resmi, dikirim ke sejawat, dan sebagainya.
Pekerjaan menulis laporan dan mempublikasikan hasil temuan tersebut
bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak energi yang harus dikeluarkan
untuk pekerjaan ini. Di samping itu, peneliti perlu memiliki
keterampilan khusus untuk menuangkan hasil penelitiannya secara baik.
b. Sistematika Laporan Penelitian
Tidak ada standar buku sistematika laporan, yang ada adalah standar
minimal dan standar “standar rasional “. Merujuk pada tradisi penelitian
pada umumnya, beberapa contoh standar rasional adalah sebagai berikut:
1) Latar belakang masalah mendahului rumusan masalah
2) Telaah pustaka mendahului metodologi penelitian
3) Asumsi-asumsi mendahului hipotesis-hipotesis
4) Hasil penelitian diikuti dengan diskusi atau pembahasan
5) Kesimpulan mendahului saran dan implikasi
6) Deskripsi tujuan penelitian mendahului deskripsi mengenai kegunaan hasil penelitian.
Tidak ada sistematika baku bagi sebuah laporan penelitian. Kalaupun ada,
sifat dibakukannya tidak lebih dari sebuah konvensi atau kesepakatan.
Menulis laporan merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan secara
sadar, kemudian mendisiplinkan diri sendiri untuk menyelesaikannya.
Kemampuan menulis tidak datang dari seseorang atau bagaikan durian
runtuh atau muncul secara tiba-tiba. Menulis membutuhkan kemauan,
kedisiplinan, dan latihan secara terus-menerus. Tidak banyak orang yang
dapat menulis dengan baik tanpa adanya latihan dan kemauan keras untuk
itu. Namun demikian, peneliti jangan gemetar dan cemas karena siapa pun
sebenarnya akan dapat menjadi penulis yang baik sepanjang ada kemauan
kuat untuk itu.
c. Petunjuk praktis penyusunan laporan
Menyusun laporan merupakan suatu seni sehingga peneliti dapat berkreasi
dengan caranya sendiri. Peneliti mempunyai keleluasaan untuk bekerja
dengan caranya sendiri. Berikut disajikan petunjuk praktis penyusunan
laporan dengan ketentuan dapat dilakukan secara kenyal. Adapun
langkah-langkah tentatif adalah sebagai berikut:
1) Buat outline (garis-garis besar laporan penelitian) dengan memperhatikan pedoman yang berlaku atau ditentukan.
2) Buat draf batang tubuh laporan, mulai dari bagian pendahuluan hingga
kesimpulan, rekomendasi, implikasi, dan daftar kepustakaan.
3) Buat abstrak laporan, barangkali dalam dua versi bahasa
4) Buat kata pengantar laporan
5) Buat daftar tabel, gambar, foto, grafik, lampiran, apendik, dan sejenisnya
6) Buat daftar isi secara lengkap
7) Lakukan pengetikan laporan penelitian
8.) Lengkapi daftar isi dengan halaman-halaman
9) Lengkapi laporan secara menyeluruh, baik segi-segi ilmiah, bahasa atau cara pengetikan
10) Lakukan pengetikan akhir
11) Penjilidan laporan
12) Pengiriman laporan
4. Skripsi
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan
skrispsi, (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara
itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan
dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap
karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang
dipelajari. (Harry, 2004: 1).
a. Pengertian Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah akhir dari mahasiswa guna menyelesaikan
program S1 di Fakultas Ilmu Sosial Universitar Negeri Semarang. Skripsi
tersebut sebagai bukti kemampuan akademis mahasiswa yang berhubungan
dengan penelitian dan pemecahan masalah-masalah sosial. Atas dasar itu
maka skripsi yang disusun mahasiswa harus dipertahankan dalam suatu
ujian akhir guna mencapai gelar Sarjana.
b. Karakteristik Skripsi
Beberapa karakteristik pokok yang perlu dimiliki dalam penyusunan skripsi mahasiswa, antara lain :
1) Disusun berdasarkan hasil kajian literatur dan atau pengamatan lapangan.
2) Ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan ejaan yang disempurnakan.
3) Bidang kajian difokuskan kepada permasalahan sosial dan upaya pemacahannya, baik dalam lingkup mikro maupun makro.
4) Sistematika Skripsi
Skripsi yang disusun mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok seperti berikut ini.
a) Bagian Persiapan :
(1) SAMPUL
(2) HALAMAN JUDUL
(3) HALAMAN PENGESAHAN
(4) ABSTRAK
(5) KATA PENGANTAR
(6) DAFTAR ISI
(7) DAFTAR TABEL
(8) DAFTAR BAGAN (GAMBAR)
b) Bagian Teks
(1) BAB I. PENDAHULUAN
(2) BAB II. LANDASAN TEORI (Diberi judul sesuai dengan isi Bab II)
(3) BAB III. METODE PENELITIAN
(4) BAB IV. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
(5) BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.
c) Bagian Akhir
(1) DAFTAR PUSTAKA
(2) LAMPIRAN-LAMPIRAN
B. Fokus Karya Ilmiah
Sebuah karya ilmiah yang baik harus mempunyai fokus yang jelas. Karya
ilmiah ditulis dengan rumusan dan tujuan yang jelas dan penulisnya harus
memenuhi kebutuhan dan tuntutan pembaca. Menurut Bogdan dan Biklen
dalam Danim, 2002, menyebutkan ada tiga macam fokus yang dapat
dikembangkan dalam penulisan naskah ilmiah. Ketiga fokus tersebut ialah:
(1) fokus tesis, (2) fokus tema, (3) fokus topik.
1) Fokus Tesis
Fokus tesis adalah suatu preposisi yang diajukan oleh peneliti yang
kemudian barangkali bisa didebat oleh orang lain. Tesis ini dapat
dihasilkan oleh peneliti atau dari acuan ilmiah yang khusus membahas hal
itu. Dengan tesis, peneliti membandingkan apa yang diajukan sebelum
pelaksanaan dengan apa yang telah dibuktikan dalam penelitian. Tesis
merupakan fokus yang baik karena bersifat argumentatif dan dapat
menimbulkan minat pembaca. Dalam membuat fokus tesis, peneliti harus
berhati-hati dan penuh pertimbangan. Di luar fokus tesis, dikenal pula
fokus paper dan fokus kerja. Fokus sebuah kertas kerja dapat
menggambarkan manfaat dari konsep atau tema yang telah dikembangkan oleh
orang lain. Jika peneliti terlibat dalam penelitian evaluasi, fokusnya
seringkali ialah pertanyaan yang akan dikembangkan ketika menandatangani
sebuah kontrak untuk pekerjaan tertentu.
2) Fokus Tema
Sebuah tema adalah beberapa konsep atau teori yang muncul dari data
penelitian. Termasuk di dalamnya adalah beberapa kecenderungan, konsep
utama, atau beberapa perbedaan penting. Tema dapat dirumuskan dengan
berbentuk abstraksi dari pernyataan-pernyataan umum tentang manusia,
perilaku mereka dan situasi pada umumnya.
3) Fokus Topik
Topik merupakan deskripsi atau gambaran. Dalam praktik, jarang dapat
diterapkan satu jenis fokus saja secara ekslusif, melainkan lebih sering
berupa persilangan dari ketiga unsur tersebut. Memilih topik mana yang
paling tepat untuk laporan sangat tergantung pada seberapa jauh peneliti
mengenal lapangan tempat bekerja dan apa yang diperlukan.
Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu :
makalah, proposal penelitian skripsi dan skripsi. Masing-masing karya
tulis ilmiah itu memiliki karakteristik tertentu. Makalah merupakan
bagian dari tugas-tugas perkuliahan, proposal penelitian merupakan
desain yang menjadi acuan penelitian sebagai bahan penulisan skripsi,
sedangkan skripsi merupakan karya ilmiah terakhir yang harus disusun
mahasiswa dan dipertahankan di depan sidang (ujian) akhir guna
memperoleh gelar Sarjana. Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya
melalui karya tulis ilmiah secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah
keilmuan. Karya tulis ilmiah ini juga merupakan wahana komunikasi hasil
penelitian ilmiah dengan masyarakat akademik untuk diuji secara terbuka
dan objektif serta mendapatkan koreksi dan kritik. Selain sebagai
wahana komunikasi, karya tulis ilmiah mahasiswa juga merupakan wahana
untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil pengkajian dan
penelitian ilmiah. Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka karya
tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh paradigma
keilmuan pada bidang yang relevan. Dengan tetap mengacu kepada
permikiran sebagaimana dikemukakan di atas maka karya tulis ilmiah dapat
dikatakan mengemban dua misi utama yaitu:
1. Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan
hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
2. Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan dalam bidang Sosial. (UMSU: 1997)
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan
dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya ke
semuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan
informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan
acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
Rangkuman:
a) Karya ilmiah secara umum dapat dibedakan menjadi makalah bahan
seminar, artikel jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian. Laporan
penelitian dapat bedakan menjadi pola laporan penelitian kuantitatif dan
laporan penelitian kualitatif. Laporan hasil penelitian dari mahasiswa
antara lain Skripsi untuk mahasiswa S1,
b) Karya ilmiah makalah bahan seminar artikel untuk jurnal, makalah
bahan seminar dan laporan penelitian merupakan karya ilmiah tetapi
ketiganya memiliki ciri masing-masing. Artikel ilmiah adalah karya tulis
yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel
yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi
ilmiah yang telah disepakati.
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau
masalah yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan
sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang
tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan.
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu
rangkaian dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan
hasil penelitian. Salah satu laporan hasil penelitian mahasiswa adalah
skripsi.
c) Dalam menulis karya ilmiah dikenal ada tiga macam fokus yang dapat
dikembangkan. Ketiga fokus tersebut ialah: (1) fokus tesis, (2) fokus
tema, (3) fokus topik.
Evaluasi
a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah
b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel iuntuk jurnal, makalah bahan seminar dan laporan penelitian